Langsung ke konten utama

Melangitkan Banyak Bintang


Aku tahu rasanya, sulit menahan semua hal sendirian, menahan semuanya untuk tidak dilepaskan. Aku tahu kamu hampir menyerah, hampir patah, bahkan kedua pundakmu ingin bersandar mencari tempat ternyaman. Tapi, apadaya? apa mungkin sosok yang selalu dinilai baik-baik saja oleh orang lain, bisa memperlihatkan lemahnya? 

Kau tahu, apa yang lebih menyesakkan dari rindu? Iya, menahan perasaan sendirian. Kamu takut kehilangan, hawatir jika penantianmu selama ini tak bisa bahagia di akhir cerita. Setiap hari selalu dihantui ketakutan, bagaimana apabila doa yang selama ini dilangitkan tak pernah sampai? 

Oh iya, izinkan aku membagi kisah kembali tentang Leia. 

Selamat ya, sekarang usiamu menginjak 20 tahun, senang rasanya melihat Leia tumbuh menjadi gadis yang tetap bisa ceria, menjadi penawar bagi mereka yang butuh untuk diobati lukanya, menjadi tempat bersandar saat tangis yang lain tumpah.

Di ulang tahun Leia kemarin, banyak orang yang menyayanginya. Ia sangat bahagia bisa merasakan bahagia sepenuhnya. Leia kemarin, mendapat kejutan kue dari orangtuanya, kado-kado luar biasa dari orang yang mencintainya. 

Leia juga kemarin bertemu seseorang yang memberinya banyak pelajaran, yang membuat ia besyukur karena dijauhkan dari seseorang yang bisa saja melukainya di masa depan. Leia, izinkan aku membagi kisah tentang seseorang yang kemarin mampir dihatimu, namun hatimu tiba-tiba ragu padanya. Izinkan aku membagi kisah tentang seseorang yang kamu kagumi diam-diam, izinkan aku membagi kisahmu tentang seseorang yang memperlakukanmu dengan sempurna, namun rasamu tak bisa sama dengannya. 

Leia, dia pernah bercerita padaku. Katanya, dia pernah kagum dengan seseorang, tapi waktu itu dia hanya menjadi sahabat bagi orang yang dikaguminya, panggil saja lelaki itu Fikri. Sudah sekitar dua tahun, Leia menjadi tempat berbagi Fikri sekaligus seseorang yang memberinya kekuatan untuk berubah menjadi wanita yang lebih baik. Fikri berbeda tiga tahun dengan Leia, hmm asal kamu tahu, salah satu doa yang penah Leia panjatkan tentang kriteria calon suaminya yaitu memiliki perbedaan usia antara satu sampai empat tahun lebih tua dengannya.

Fikri itu mahasiswa tingkat akhir-satu universitas dengan Leia. Kebetulan, saat itu ia tengah melaksanakan KKN di kampusnya, sementara Leia duduk di semester 4. Setiap hari, agenda favorit Leia adalah mendengarkan cerita Fikri saat melaksanakan KKN di desanya. Banyak hal yang baru Leia tahu tentang dunia KKN atau drama-drama yang terjadi disana. 

Leia, kadang harus berpura-pura menyembunyikan perasaannya saat Fikri menceritakan wanita lain kepadanya. Namun, hari itu entah keajaiban apa yang terjadi. Saat itu, Fikri berulang tahun ke 22 tahun, Leia berniat memberikannya hadiah kecil kepada Fikri, Leia pun memberitahukan niatnya itu dan berjanjianlah mereka disuatu tempat. 

Leia, sampai lebih dulu ditempat tersebut, sementara hari itu cuacanya cukup mendung. Hujan mulai turun ke bumi, Leia pun memilih untuk berteduh, menunggu Fikri untuk mengambil hadiah darinya. Sekitar 20 menit, Fikri belum kunjung datang menemui Leia, maklum karena jarak dari rumah ke tempat yang dijanjikannya jauh, Fikri memang lumayan menghabiskan waktu banyak untuk menempuhnya. 

Saat Leia tengah menikmati hujan, tiba-tiba dari seberang jalan terlihat Lathief, lelaki yang kebetulan ia kagumi diam-diam dari awal. Namun, Leia tahu bahwa hari ini, hatinya lebih dominan kepada Fikri, ia berfikir bahwa perasaannya kepada Lathef hanya sebatas kekaguman biasa. Namun, untungnya Lathief tak menyadari kehadiran Leia yang sedang berteduh menunggu Fikri.

Selang beberapa menit, tiba-tiba Lathief muncul dihadapannya, dengan helm dan hoodie yang sedikit kebasahan karena hujan sore ini. 


"Lagi ngapain?" Tanyanya. Leia terkejut dengan kehadiran Lathief yang tiba-tiba, ada sedikit rasa canggung didadanya.

"E..Eh, Lathief? Ngapain disini?" Tanya Leia canggung, yang ditanya malah menyunggingkan senyum.

"Kamu pasti ngira aku gak sadar ya liat kamu tadi?" 

"Iya, soalnya kamu tuh emang lempeng mulu matanya"

"Haha, enggaklah. Masa gak ngeuh kamu segede ini lagi diseberang jalan" Jawabnya santai

"Lagi ngapain disini?" Tanya Lathief kembali. Pertanyaan Lathief memang membuat Leia sedikit memutar otak, entah mengapa Leia tak bisa menceritakan apa yang ia lakukan sebenarnya.

"COD" Timpal Leia

"Oh, mau ditungguin gak?"

"Jangan ah, ntar kelamaan. Kamu pulang aja sana, mana hujan lagi" Tolak Leia yang merasa tak enak jika harus ditemani Lathief.

"Yakin?'

"Iyaa"

"Yaudah" Jawabnya.

Lathief memaju-mundurkan motornya, berpura-pura meninggalkan Leia, matanya terus melihat kearah spion, mungkin iseng ingin melihat reaksi Leia saat ditinggalkan olehnya.

Leia sebetulnya bingung dengan perasaannya, hatinya saat ini tengah mengagumi dua lelaki yang sama-sama bisa membuatnya jatuh cinta. Namun, jujur saja Leia sebetulnya ingin berlama-lama dengan Lathief, setidaknya ia ingin lelaki itu menemaninya menikmati hujan.

"Yakin?" tanya Lathief meyakinkan.

"Ya..yakin lah" 

"Bilang aja gak mau" Godanya

"Enggak gitu, ntar kamu kehujanan gimana? terus ntar sakit" 

"Iya, aku temenin" Jawabnya.

Leia tersenyum, hatinya berdebar kencang. Lathief memandang Leia sebentar, lalu tersenyum. Sikap Lathief benar-benar membuat Leia salah tingkah, ia hanya bisa memalingkan wajahnya, berpura-pura kesal menunggu Fikri yang belum kunjung sampai ke tempat yang dijanjikan.

Namun, sebetulnya dihati Leia terdapat sedikit hawatir, bagaimana apabila Fikri melihatnya bersama Lathief? Fikri adalah lelaki yang disukainya sekitar duatahun lalu, sementara Lathef, adalah lelaki yang berhasil membuatnya jatuh cinta sejak pandangan pertama. Untungnya, saat Fikri sampai, Lathief tak ada di motornya, entah kemana ia pergi tapi yang jelas, hal itu membuat Leia lega. 

Leia segera menghampiri Fikri dengan langkah tergesa-gesa.

"Maaf ya udah bikin nunggu lama" Ujar Fikri, Leia hanya mengangguk lalu segera memberikan hadiahnya.

"Ini, maaf yaa gak dibungkus. Semoga bemanfaat" Ujar Leia. Fikri tersenyum lalu menerima hadiah dari Leia.

"Padahal gak usah repot-repot gini"

"Gak papa kak, lagian aku emang lagi ada rezeki aja. Btw, kantong kreseknya jangan dibuang ya" 

"Hehe, iya makasih pokoknya. Oh iya, mau ke kampus kan? Bareng yu?" 

"E..enggak kak, aku naik angkutan umum aja" Sanggah Leia, tanpa Leia sadari Lathief kembali dari motornya, lalu memperhatikan Leia dan Fikri yang tengah berbincang dari kejauhan.

"Oh ya udah deh, makasih ya" Ucap Fikri, lalu segera melaju dengan motornya.

Leia segera menemui Lathief yang tak jauh dari tempat dia dan Fikri berbincang.

Lathief memandang Leia sedikit curiga, namun sepertinya lelaki itu tak ingin memperpanjang hal tersebut.

"Nih" Lathief menyodorkan sebotol minuman kepada Leia yang ia beli tak jauh dari tempatnya tadi

"Ih kamu mah, repot-repot sampe beliin Leia ginian segala"

"Gak papa, biar gendut" Jawabnya

"Makasih"

"Iya udah, ayo naik? mau ke kampus kan?"

Leia mengangguk lalu menaiki motor Lathief. Hujan belum reda, namun sekarang tak begitu deras. Udara sore ini sedikit sejuk, meski langit masih terlihat mendung. Jujur, ia jatuh cinta kepada Lathief, namun disisi lain, ia juga tak mau perasaan yang dipendamnya selama dua tahun kepada Fikri terbuang sia-sia.

Dari hari itu, Fikri makin menunjukan perasaannya pada Leia, hingga beberapa minggu setelahnya, Fikri berniat meminang Leia.

Karena Leia menerima beasiswa di kampusnya dan salah satu syaratnya adalah tidak boleh menikah selama menjadi penerima beasiswa, Leia menahan keinginannya untuk segera menerima lamaran Fikri.

Dengan berat hati, Leia memilih untuk menolak lamaran Fikri karena ia lebih memilih pendidikan daripada perasaanya. Makin hari, perasaan Fikri dan Leia makin tumbuh. Bahkan, Fikri dan Leia sudah saling memperkenalkan diri masing-masing kehadapan orang tua mereka.

Namun, entah kenapa, perasaan Leia tak bisa begitu lepas, seakan-akan ada hal yang menghalanginya untuk lebih jatuh cinta kepada Fikri. Bagaimana bisa? Dua tahun memendam perasaan dan sekarang tuhan mendekatkan Fikri padanya, membuat Fikri makin jatuh cinta terhadapnya, kini malah ia sendiri yang meragukan perasaanya terhadap Fikri?

Hingga, satu slentingan kabar tak enak menerpa Leia saat ia mencoba mencari tahu lebih jauh tentang Fikri, ada satu hal yang membuat Leia berhenti mengagumi Fikri, berbarengan dengan itu, tiba-tiba Leia mendapat ajakan ta'aruf dari seorang ustaz muda yang selama ini telah mengagumi Leai dari sejak lama.

Hal itu membuat Leia bimbang, ditengah istikharahnya, Leia meminta apa yang harus ia lakukan dan lelaki mana yang ia pilih untuk dipertahankan?

Hingga, Leia menemukan jawabannya.

"Saya menrima ajakan ta'aruf dari ustaz" Jawab Leia lantang dihadapan Ustaz Hilman.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Februari, 1997

Tuhan pernah bilang, kenikmatan dan keindahan Syurga itu luas, sangat luas dan besar. Hingga suatu waktu, bumi tempat tinggal manusia gersang, tidak ada sedikitpun keindahan disana.  Tuhan memutuskan untuk menurunkan setetes keindahan dan kenikmatan syurga pada bumi.  Kamu tau? diantara setetes keindahan yang diturunkan tuhan, terdapat banyak sekali ragam dan bentuknya. Manusia bisa merasakannya, semuanya melihat dan mengakui bahwa bumi itu indah dan juga nikmat. Tapi, ada satu bentuk keindahan yang tidak bisa semua manusia dapatkan. Salah satu bentuk indah itu kamu.  Pada tanggal 25 Februari, 1997 keindahan itu lahir. Bukti tuhan mempersiapkan dan akan memberikan kebahagiaan ini pada semua orang. Kau tahu apa yang paling indah dari dia? Makhluk tuhan ini begitu sempurna, meskipun aku akui ada beberapa bagian yang butuh untuk disempurnakan.  Mungkin pada waktu itu, tubuhnya tidak segagah sekarang. Ia masih mungil, dengan jemari kecil dan tangisannya yang memenuhi sel...

[REVIEW] AVOSKIN MIRACULOUS REFINING TONER

Haii, setelah sekian lama hiatus dari dunia blog, akhirnya kali ini aku kembali aktif nulis lagi. Kali ini aku akan review salah satu produk toner yang ampuh bikin wajah cerah dan menghilangkan bekas jerawat.  Aku jadi inget beberapa waktu lalu ketika wajah aku breakout gara-gara gak cocok salah satu sunscreen. Jujur, pas kena breakout muncul jerawat mendem yang cukup sakit dan sulit banget hilangnya di area yang bahkan sebelumnya belum pernah tumbuh jerawat sama sekali. Setelah aku coba berbagai merek toner dan serum, justru aku kepincut sama salah satu produk dari Avoskin ini. Jujur, toner ini menurutku cocok untuk tipe kulit normal, kering, dan punya masalah dengan bekas jerawat juga wajah kusam. Aku sendiri mencoba toner ini setelah punya problem-problem diatas, tentunya dibarengi dengan gaya hidup sehat serta mengistirahatkan wajah dari produk yang bikin aku gak cocok. Hanya dalam 3-4 kali pemakaian, bekas jerawatku memudar, dan jerawat yang ada di pipi langsung hilang gitu a...

PROLOG

  Saat itu, bulan ke-duabelas di penghujung tahun 2022. Seperti biasa, membiarkan semua hal direfleksikan dan dinilai sejauh mana rencana yang dususun sudah tercapai dalam setahun ini. Aku simpulkan banyak luka dan trauma yang akan sulit hilang sakitnya. Katanya, aku menolak setiap orang yang datang karena tidak siap untuk terikat dengan penilaian mereka. Aku ingin jadi lebih bebas menjadi diri sendiri tanpa harus melibatkan banyak mata untuk menilai sejauh mana baik dan tidaknya. Ah, lagian sebetulnya sudah hampir lima lelaki menawarkan diri untuk masuk dan membersamai hidupku yang katanya sudah masuk kepala dua. Percaya dengan seorang lelaki adalah hal yang paling aku antisipasi terjadi. Janji yang dibuat saat usia yang belum dewasa adalah bualan semata, tak peduli seberapa indah janjinya. Aku sudah muak juga dengan mempersilahkan orang baru masuk ke hati, karena jatuh cinta di usia kepala dua adalah fase rumit yang harus melibatkan banyak pihak, rasa, juga persetujuan oran...